Rabu, 16 Mei 2018

Menolak Lupa 20 Tahun Tragedi Berdarah Mei 1998


                                                                                                    Courtesy Google
Tragedi Mei 1998 merupakan salah satu sejarah kelam Indonesia yang terjadi pada tanggal 12-15 Mei 1998. Tim Gabungan Pencari Fakta mencatat, ada 1217 orang tewas terbakar, 31 orang hilang, dan 52 perempuan etnis Tionghoa yang diperkosa.

Tragedi Mei 1998 ini merupakan luapan emosi masyarakat terhadap kebrutalan aparat keamanan dalam peristiwa Trisakti yang menewaskan rekan aktivis saat menuntut lengsernya Orde Baru. Amuk massa kemudian dialihkan kepada orang Indonesia sendiri yang keturunan, terutama keturunan Tionghoa, dikarenakan pada saat itu mereka merupakan kaum paling minoritas, sehingga mudah dijadikan sasaran.
Kerusuhan Mei 1998 meninggalkan ribuan korban jiwa, tidak terhitung rumah dan bangunan serta sarana ekonomi yang hancur akibat peristiwa itu. Belum lagi efek psikologis akibat peristiwa pembakaran, penganiayaan, pemerkosaan terhadap etnis Tionghoa maupun yang terpaksa kehilangan anggota keluarganya saat kerusuhan terjadi.
Setelah 20 tahun berlalu, marilah kita tinggalkan masa lalu tersebut. Forgive but not forget, sampaikan kepada generasi muda bahwa sejarah kelam pernah terjadi di negeri ini, semua itu karena tidak adanya toleransi serta tingginya perbedaan sosial di masyarakat kala itu, oleh karena itu hal tersebut tidak boleh terulang lagi, kita tatap ke depan menuju satu masa depan yang penuh harapan.
(Sherly Indria Setianty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku tidak melatih mahasiswaku menulis lamaran pekerjaan, tapi akan ku latih mereka menulis menciptakan suatu karya untuk membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri. -Mickey Oxcygentri