Sabtu, 19 Mei 2018

Breath


Namaku tania saat ini aku berusia 19 tahun aku dibesarkan dari keluarga yang sangat bahagia,dan aku sangat bahagia memiliki mereka.aku adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara.awalnya kami hanya 4 bersaudara dan akulah anak terbungsu ibu dan ayah,karena ibu ingin sekali memiliki anak laki-laki,alhamdulillah desember 2004 lahir lah adikku kedunia selisih umurku dengannya yaaa 5 tahun.dan ceritaku berawal dari sini.

Suatu hari pada tahun 1999 tepatnya mei 1999 ibuku dinyatakan mengidap penyakit kanker betapa sedihnya kami sekeluarga,pada saat itu umurku menginjak 1 bulan.
Waktupun berlalu,ibu yang selalu didampingi oleh ayah tak bosan untuk selalu tetap kerumah sakit. Hingga pengobatan ibuku sempat dilakukan di kuala lumpur (malaysia) ibu sempat membaik pada saat itu,tapi kanker mengatakan "jangan bermain maindenganku,aku akan kembali !" itu hanya kiasan bagiku,karna menurutku kanker itu gak akan ada habisnya,maaf aku mematahi semangat orang lain yang juga mengidap penyakit yang sama,tapi aku mengatakan sesuatu yang benar adanya. Kembali pada ceritaku.

Pada tahun 1999 juga ayahku memutuskan untuk pensiun dini,dengan alasan untuk merawat ibuku,tuhan terimakasih engkau telah menjadikan ayah sebagai pendamping ibu yang sangat setia,sabar,penuh kasih sayang merawat ibu. Terimakasih juga karna aku terlahir menjadi salah satu anak mereka,aku sangat bangga memiliki orang tua seperti mereka!

Siang berganti malam,langit yang cerah seketika gelap pada saat itu entah kenapa hidup itu sulit bagiku,bagi kakak kakakku bagi ayahku,bagi adikku yang masih kecil.dan bagi ibuku yang kalah itu berjuang demi kesembuhannya untuk anak-anaknya.
Bahkan ibuku adalah yang terkuat diantara kami,disaat keadaan sulitnya dia masih menyempatkan untuk memasakan kami,membuatkan kami susu dengan gelas favorit kami masing-masing,dan memandikan adikku. Mengurus keluarga sudah menjadi jati dirinya,bahkan tanteku pernah mengatakan "ibu kamu sangat teliti dalam mengurus keluarga,bahkan pas kamu kecil kejedot pun kamu gapernah tania haha" bahkan dokterpun mengatakan ibuku adalah pasien terkuat yang bisa bertahan lama bermain main dengan si kanker. Hahaha ibu memang kuat dan sangat kuat walaupun aku tahu bahkan semua orang tau siapa itu kanker betapa sakitnya jika berpapasan dengan sikanker ini.

Desember 2004 disaat adikku berumur Beberapa minggu ayahku memboyong keluarga untuk pindah kerumah nenek. Karna pada saat tempat kelahiranku ada musibah gempa bumi dan sempat diisukan akan terkena tsunami maka ayah memutuskan untuk memindahkan kami sekeluarga. Tidak lama setelah kepindahanku aku mulai akan didaftari oleh ayahku bersekolah disalah satu SD ditempat nenek.itu adalah hari pertamaku sekolah. Pada saat hari pertamaku sekolah aku masih ingat ibuku mengikat rambutku dan ayah membuatkan aku dan kakak2ku nasi goreng kesukaan kami,dan tidak lupa susu dengan gelas masing masing.hahaha bahagia sekali mengingat masa itu.


Suatu hari ibu dilarikan kerumah sakit karena terjadinya pendarahan hebat,sehari setelah dirumah sakit,pihak rumah sakit tidak bisa menangani ibu,terpaksa ibu akan dilarikan kerumah sakit khusus menangani kanker karena sudah semakin parah,sehari setelahnya ibu diterbangkan ke jakarta dengan ayah dan adikku yang baru berusia beberapa bulan tujuan pada saat itu adalah ke RS.Dharmais dijakarta.rumah sakit ini dikhususkan untuk penderita kanker.Dijakarta ayah ibu dan adikku tinggal di salah satu wisma dijakarta karena latar belakang ayahku adalah pensiunan BUMN di perusahaan yang menyediakan wisma itu.dan ayahku juga sudah lama tinggal,kuliah dan bekerja dijakarta. Jadi ayahku tau seluk beluk jakarta.


Disinilah masa sulit pun serasa menemani setiap langkah keluarga ku. Dengan terpaksa aku dan kakak-kakak dititipkan kepada nenek.kakakku yang pertama pada saat itu maaih kelas 1 SMP,jadi belum bisa memasak,jadi ayahku menyewa orang untuk membuat makanan,menyuci baju kami selama ayah dan ibu dijakarta

Waktu terus berlalu dan terus berlalu tahun 2008 kakekku papa dari ibuku meninggal sementara ibu dan ayah tidak bisa pulang karena ibu sedang menjalankan operasi pada saat itu,betapa sedih nya yang dirasakan ibuku pada saat itu rasa sakit karna penyakitnya dan rasa sakit yang teramat dalam karena tidak bisa melepas papanya sendiri..2008 ibuku melalui masa tersulitnya. Hingga dua hari setelahnya ibu memaksakan untuk pulang.

Selama setahun ibu bersama lagi dengan kami,hingga tahun 2009 kami diberikan lagi cobaan oleh tuhan dengan meninggalnya nenekku mama dari ayahku sekarang yang meninggalkan kami.. Aku tahu ayah sangat sedih tapi ayah mampu menahannya.kulihat ayah memandikan nenekku dan ikut menguburkan nenek.

Setelah berlalunya tahun tahun yang sulit ayahku memutuskan untuk memindahkan kami kejakarta,biar tidak bolak balik nantinya dan bisa berkumpul lagi.

Ibu terus saja bolak balik rumah sakit,terus saja menahan sakit hingga akhirnya pada hari jumat 03 desember 2010 ibuku,nafasku,hidupku. Meninggalkan kami.
Ibuku yang kuat meninggalkan kami
Ibuku yang penuh kasih sayang meninggalkan kami
Dokter pernah mengatakan "ny.imilda adalah pasien terlama kami"
Ibu dengan kuat mengalahkan cancer sarcoma nya telah damai sekarang.

Aku dan keluarga menangis sejadi jadinya pada saat itu,yatuhan aku tidak bisa memeluk dia lagi,bersenda gurau dengannya lagi,aku benar benar menjadi orang yang terpuruk pada saat itu.bahkan aku bukan menjadi diriku lagi.aku bukan aku tanpa ibu.

Seakan bumipun ikut menangis pada saat itu
8 tahunpun berlalu kami kehilangan ibu,dan kami sekarang hanya berenam dan tidak pernah ber-tujuh lagi hingga saat ini,ayah memilih setia dengan ibu.walau bagaimanapun aku berusaha menjalankan kehidupanku secara normal lagi semua tidak sanggup kulupakan,aktivitas selalu kujalankan tapi tidak sebahagia dulu.aku benar benar orang hidup yang seakan mati
hingga saat ini.

Ketika matahari mulai redup, sang awan mulai menghiasi langit dengan menyuguhkan rintikan air air kesedihan,terimakasih hujan desember.


(Zeharatul Fajrah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aku tidak melatih mahasiswaku menulis lamaran pekerjaan, tapi akan ku latih mereka menulis menciptakan suatu karya untuk membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri. -Mickey Oxcygentri