Courtesy Google |
Siapa yang tak kenal cinta? Semua orang pasti sudah pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, Tanpa terkecuali.
Tuhan menciptakan perasaan cinta di hati
semua makhluknya. Tapi, Siapa yang bisa tahu kapan cinta itu akan datang dan
pergi?
“Robert..” teriakan itu terdengar dari
balik pintu kamar ku. Aku yang sedari tadi membaca buku segera menutup buku Chairil Anwar itu. Kemudian aku simpan di laci
meja belajar ku.
“Iya..” seru ku dari dalam kamar.
-krek-
“Rocky...” gumam ku. Lelaki berkumis dan
rambut kribo itu tersenyum di hadapan ku. Rocky, Dia sahabat ku. Kami
bersahabatan sejak kecil. Aku mengenalnya saat aku masih duduk di bangku
sekolah dasar kelas satu.
“Masuk Rock..” ajak ku sambil tersenyum.
Aku dan Rocky sama-sama duduk di lantai. Tubuh kami tersender di ranjang tidur yang dibaluti sprei berwarna pink muda.
“Aku masih penasaran sama kakak kelas
kita yang bernama Nabilah itu, Bert.” kata Rocky memulai percakapan.
“…”
“Kamu tidak penasaran sama dia, Robert?”
sambung Rocky bertanya padaku.
Aku menggeleng.
“Aneh. Masa kamu tak suka sama sekali sih sama
Nabilah itu.” kata Rocky dengan nada sedikit tinggi.
“Dia manusia biasa kok, tidak ada spesialnya
sama sekali.” ujar ku.
“Aku bingung sama kamu. Dari dulu tidak pernah
berubah. Sebenarnya kamu itu masih normal gak sih? heran aku..” ujar Rocky. Aku
hanya tersenyum mendengar ucapan Rocky.
Aku dan Rocky sedang bermain asyik PES
di laptop sambil berbicara Rocky dengan rakusnya memakan semua hidangan yang
aku beri, dengan begitu kenyang, dia bergegas pamit pulang setelah makanannya
habis tak tersisa.
*Keesokan harinya.
Pagi itu aku kesiangan. Dengan secepat kilat aku
merapihkan seragam putih biru ku.
“Nanti kamu bapak antar aja ke
sekolahan. Biar tidak kesiangan.” kata Bapakku yang wajahnya terumpat di balik
koran yang sedang dibacanya.
“Tidak pak, aku naik angkot aja.” ucap ku.
“Ini sudah hampir siang, nanti kamu terlambat
ayo bareng bapak saja.” Kini wajah laki-laki berkaca mata itu sudah tidak
bersembunyi di balik koran lagi.
Aku mengangguk pertanda mau
Hanya butuh waktu lima belas menit untuk
menempuh perjalanan dari rumah ke sekolah. Itu pun karena diantar bapak.
Biasanya, jika aku berangkat sekolah naik angkot, tiga puluh menit lebih baru
sampai disekolahan.
*Disekolah
Gubrak!!
“Ma..
maaf kak. Saya tidak sengaja.” ujar ku.
“Iya tidak apa apa kok.” sahut perempuan yang
barusan aku tabrak.
“Nabilah...” batin ku.
“Saya duluan ya.” katanya.
Aku hanya terdiam. Tak menjawab apa-apa.
Sejak kejadian itu, entah kenapa aku jadi
sering memikirkan Kakak kelas yang bernama Nabilah itu. Bayang-bayang Nabilah
selalu muncul di benak ku. Apa aku… Aarrgghh!! mustahil! Mustahil aku jatuh
cinta padanya. Aku tidak boleh suka sama dia apalagi sampai cinta sama Nabilah.
Dia itu kan kakak senior ku. Mana pantas adik junior mencintai kakak seniornya?
apalagi aku ini seorang lelaki pendiam. Tapi… Siapa yang bisa menghindar jika
Tuhan telah menaburkan benih cinta di hati hamba-Nya? Tidak adaa!!
*Di toilet
“Bil, lu suka sama adik kelas yang
bernama Robert itu?” Tidak sengaja aku mendengar pertanyaan itu ketika aku
hendak lewat ke toilet.
“Apaan sih lu.”
“Tapi lu nolak Ittipat karena lu suka kan sama
Robert?”
“Robert itu adik kelas gue, Melody. Jadi, gak
mungkin gue suka sama dia.”
Aku masih terdiam di ujung pintu toilet
siswa. Padahal tinggal lima langkah lagi untuk masuk ke toilet yang ingin aku
masuki. Tapi aku tak mampu melangkahkan kaki ku.
“Ro..bert..” gumam Nabilah yang baru
keluar dari toilet. Wajahnya seperti orang kaget. Disusul melody yang saat ini
berdiri di sebelahnya.
“Kamu udah berapa lama berdiri disini?” tanya
Nabilah.
“Robert gak ngitungin, Kak.” jawab ku.
Pandangan Nabilah dan Melody saling bertabrakan. Mereka pasti memiliki pertanyaan
yang sama. “Apa Robert denger obrolan kita tadi?” Yaps! Pertanyaan itulah yang
pasti disimpan oleh dua perempuan yang saat ini berdiri di hadapan ku.
“Robert permisi kak, mau ke toilet.”
ujar ku kemudian melangkah pergi dari hadapan mereka.
Kini aku berdiri di hadapan cermin. Aku
melihat wajah ku sendiri. Mata ku terlihat sembab. Apa aku menangis? Kenapa aku
harus menangis? Kenapa? Apa aku perlu sakit hati karena obrolan Nabilah dan
Melody tadi?
“Tuhan.. apa aku benar jatuh mencintai
Nabilah? Kenapa aku Merasakan sakit ketika Nabilah ngomong seperti itu? Dia
tidak mungkin mencintai aku karena aku adik kelas nya!! Apa akan ada hukuman di
sekolah ini apabila senior berpacaran dengan junior?”
Tuhan..
Jika memang perasaan ini harus melukai hati
ku,
aku harap cinta itu tidak pernah ada di dunia
ini!!
Dassollen.
(n) Menurut hal yang seharusnya terjadi.
Self.
(n) Proses seorang individu untuk mendapatkan pengalaman
sosial.
Harusnya aku tahu apa yang akan terjadi
jika nantinya aku jatuh cinta kepada seseorang yang bukan hakku. Akan menjadi
pengalaman yang sangat berharga.
(Shahal Rizky)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar