Sabtu, 19 Mei 2018

Menjalankan Kewajiban Atau Sekedar Ikut - ikutan?


Assalamu’alaikum..

Hallo semua!! sebelumnya saya ingin menyampaikan bahwa ini adalah pengalaman pertama saya dalam menulis sebuah artikel. Waaaah luar biasa sekali rasanya, meskipun didasari oleh tugas mata kuliah jurnalistik namun kegiatan ini sangat menarik bagi saya.

Oke teman teman jadi artikel yang saya tulis ini bukan hanya diperuntukkan kepada kaum hawa lho, tapi bagi kalian kaum adam nggak ada salahnya dibaca artikel ini, ya sekiranya kalian bisa mendapat sedikit pelajaran dan pengetahuan dari artikel ini dan semoga juga dapat berguna untuk kalian dimasa depan ya para calon imam untuk membina dan membimbing istri dan anak – anak kalian.

Hijab, merupakan salah satu bentuk pakaian yang di syariatkan oleh agama islam bagi para muslimah. Berhijab itu merupakan suatu kewajiban, yuk mari kita lihat dulu Al-Qur’an kita:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nur 31)

Siap atau tidak kita harus siap, justru siap itu datang saat kita mau memulai. Nah saat ini semakin banyak wanita - wanita berhijab lho, eits tunggu dulu tapi apakah sudah benar cara dan etika dalam berhijab kalian nih sahabat? Sesuai syariat untuk mendapatkan Ridha-Nya atau sekedar ikut - ikutan trend hijabers? Hayoo..

                                                                                 Source : pedulijilbab.com
Kalian pasti sudah tak asing lagi bukan dengan istilah Hijabers di Indonesia. Bahkan mungkin dapat dikatakan sebuah fenomena dimana hijab menjadi sebuah trending hingga banyak sekali desainer – desainer mode busana muslim wanita hingga mengukuhkan Indonesia menjadi kiblat fashion muslim di dunia.

Sebenarnya dari fenomena tersebut terdapat sisi positif yaitu banyaknya kaum hawa yang mulai menyadari akan kewajiban menutup aurat mereka namun bagaimana trending hijabers ini jika disandarkan dengan syariat islam? Bukankah dalam syariat islam perintah menutup aurat adalah seluruh badan, kecuali wajah dan telapak tangan?

Jadi sahabat, sebenarnya busana itu bukanlah perhiasan yang menarik perhatian orang banyak, saat ini marak sekali wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Mereka itu yang seperti apa? Jadi yang dikatakan berpakaian tetapi telanjang yaitu meraka yang menggunakan pakaian tetapi lekuk tubuhnya tetap nampak, pakaian yang tipis hingga menerawang dan pakaian yang ketat.

Wahh nggak ada habisnya deh jika kita berbicara tentang fenomena hijab yang ada di indonesia, ada juga istilah yang pasti tak asing di kalangan muda..“KERDUS” yaitu kerudung dusta.

Tipe seperti itu masih banyak sekali kita jumpai, penggunanya dari berbagai kalangan tapi mayoritas anak anak muda karena belum istiqomahnya diri dalam menutup aurat mereka secara benar. Terkadang faktor lingkungan juga mempengaruhi mereka seperti teman – teman nya yang memang belum istiqomah untuk berhijab. Contoh kecilnya dan paling sering dijumpai yaitu di sekolah. Biasanya beberapa sekolah mewajibkan siswi yang muslim untuk mengenakan hijab setiap harinya, saya menyaksikan sendiri saat masih duduk di bangku SMA banyak teman teman saya yang mengenakan hijab hanya karena tuntutan sekolah bukan berasal dari kesadarannya sendiri, alhasil saat diluar sekolah mereka tak sungkan melepaskan hijabnya. Hingga ibu – ibu pengajian yang hanya mengenakan hijabnya saat pergi ke kajian dan menanggalkannya setelah kembali dari kajian.

Lalu yang kita sering jumpai lagi yaitu kerudung musiman, wahhh seperti buah ya musiman hehe, pasti kalian sadar saat menjelang Ramadhan dan Idul Fitri banyak sekali artis – artis yang biasanya berlalu lalang di layar kaca kita tidak menutup aurat lalu saat momentum Ramadhan mereka mengenakan jilbab dan sebagainya tetapi tetap seadanya tidak menutup aurat mereka seutuhnya, meskipun hal itu merupakan tuntutan dari stasiun televisi atau memang mereka menghormati bulan suci penuh keberkahan.

Yang patut menjadi perhatian, masih banyaknya pemandangan di sekitar kita,  khususnya di tempat-tempat umum,  wanita-wanita berjilbab namun masih belum bisa meninggakan hal-hal yang dilarang oleh agamanya.  Misalnya tidak sedikit wanita berhijab tetapi masih ada saja yang bermesra-mesraan di tempat umum.
Fakta ini menunjukkan bahwa niat berhijab belum sesuai standar yang diperintahkan Allah Subhanahu Wata’ala. Atau termasuk pelaku hijab “semau gue” yang penting mentup kepala. Padahal fungsi dari jilbab itu justru untuk menjaga hati para wanita, menjaga imannya, menjaga kehormatnya serta menjaga dirinya dari gangguan yang bisa merusak imannya.
Jadi berjilbablah yang benar, bukan karena mengikuti tren, serta mencari popularitas semata. Berjilbablah karena ingin mencari ridho-NYA. Jagalah kehormatan dan kesucian kita sehingga menjadi Muslimah yang sering dipuji Rasulullah sebagai ‘sebaik-baiknya predikat  perhiasan dunia’.

Terakhir yang saya ingin sampaikan dari kerdus dan jilbab musiman, kita tetap bisa mengambil pelajaran dan hikmah kejadian tersebut, berarti tandanya “hatinya tak mati rasa” karena masih ada rasa sungkan, entah kerdus, berhijab musiman atau seperti apa setidaknya mereka masih mau mengenakan walaupun dibuka tutup atau bahkan setahun sekali dan semoga hidayah datang kepada kita semua agar diberi kesadaran dalam menutup aurat dengan baik dan benar tentunya sesuai syariat ya sahabat.


Wassalamu’alaikum..



(Siti Luthfiyyah Adiningsih)

3 komentar:

  1. Kontennya menarik dan in sya Allah dapat memotivasi kaum akhwat

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Kontennya menarik, tidak sia sia saudari mengerjakan tugas ini berhari hari untuk berfikir serta untuk berdakwah.

    BalasHapus

Aku tidak melatih mahasiswaku menulis lamaran pekerjaan, tapi akan ku latih mereka menulis menciptakan suatu karya untuk membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri. -Mickey Oxcygentri